Rabu, 11 Juni 2014

Soeara Mahasiswa

Aspirasi Mahasiswa Agribisnis Faperta UNRAM Untuk Pengelolaan Pariwisata di NTB
Oleh:
Muhammad Taufik
C1G012116

Sektor pariwisata di Indonesia khususnya NTB sudah cukup berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas baik turis domestic maupun asing. Sehingga hal ini tentu menjadi sangat potensial untuk terus dikembangkan lebih lanjut sehingg mampu bersaing dan  menjadi sector unggulan dalam Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015 nanti.
Berikut rangkuman beberapa hal penting yang merupakan aspirasi dari beberapa mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram berupa kritik dan saran atau masukan-masukan yang sekiranya dapat  menjadi bahan bahan evaluasi sekaligus pertimbangan para stakeholders dalam merumuskan kebijakan untuk sector pariwisata khususnya di NTB.
1.      Mempromosikan secara intensif tentang destinasi wisata yang baru sehingga NTB khususnya Lombok tidak hanya terkenal keindahan Gilinya.
2.      Mengadakan dan memperbaiki sarana dan prasarana yang mempermudah akses ke lokasi wisata
3.      Menjaga kearifan local, keaslian budaya , dan keindahan alam setempat terutama yang menyangkut Biodiversifikasi.
4.      Menindak para pelaku pungli yang masih banyak baerkeliaran di sekitar daerah wisata
5.      Mengadakan atau memperbanyak diversifikasi objek wisata seperti agrowisata, out bond, dll.
6.      Mengexpose hasil-hasil kerajinan dan kuliner khas lokal di daerah dekat objek wisata sehingga tidak terpusat pada tempat-tempat tertentu

Selain itu, beberapa hal penting yang menjadi sorotan adalah perihal keamanan di daerah sekitar objek wisata, dimana tidak sedikit terjadi kasus kriminal seperti pencurian sampai pengedaran obat-obatan terlarang yang mulai meresahkan warga. Dari segi keamanan pengunjung di pantai juga perlu disiagakan para penjaga pantai di setiap pantai yang biasanya ramai pengunjung. Di samping itu, pemprov sebaiknaya mengadakan petugas khusus yang mengelola kebersihan dilengkapi fasilitas bak sampah di daerah wisata secara khusus agar kebersihan benar-benar terjaga. Tempat ibadah juga merupakan hal yang wajib ada di setiap objek wisata mengingat kita merupakan masyarakat yang berlandaskan Ketuhanan YME. Di setiap tempat pariwisata juga belum semua menyediakan area parker yang luas sehingga control keamanan kurang terjamin, hal ini terkadang diperparah denga tukang parker yang menarik ongkos semaunya.
Kebersihan toilet juga perlu ditingkatkan mengingat selama ini jarang sekali terdapat toilet umum dengan kebersihan standar kecuali untuk toilet yang telah dipasang tarif penggunaan.
Masih minimnya tempat penginapan (Homestay) dengan biaya relative terjangkau juga menjadi keluh kesah wisatawan domestic yang hendak ingin beristirahat. Setiap daerah juga pariwisata hendaknya berbasis konservasi alam guna menjamin kelestarian untuk generasi mendatang. Pemerintah atau pengelola setempat juga perlu mengadakan aturan-aturan bagi wisatawan agar menghargai budaya yang ada agar degradasi moral (Perilaku kebarat-baratan) dapat dikurangi. Hal ini juga harus mendapat dukungan dari semua lapisan masyarakat dengan berpartisipasi aktif untuk memelihara dan melestarikan kekayaan alam dan budaya setempat.
Berikut beberapa aspirasi lain dari responden yang berhasil penulis rangkum dalam artike kali ini:
a.       Mempromosikan wisata-wisata yang baru maupun belum dikenal di NTB.
b.      Menjaga dan melestarikan situs-situs peninggalan bersejarah (candi, batu bertulis, benteng kolonial)
c.       Renovasi terhadap objek-objek wisata.
d.      Sosialisasi dan pelatihan yang berkelanjutan kepada masyarakat setempat agar dapat memanfaatkan wisata menjadi peluang usaha riil.
e.       Menetapkan peraturan batas ambang alih fungsi sumber daya untuk peningkatan
f.       Promosi dan pengenalan karakteristik, objek-objek wisata di Indonesia kepada dunia
g.       Menjaga keanekaragaman hayati dan menggali wawasan dari daerah wisata terutama melalui kegiatan study tour.
h.      Memacu pertumbuhan ekonomi local, mempercantik destinasi wisata dan memperbaiki infrastruktur, memperbanyak sentra-sentra sovenir dan kuliner khas local, Memperbaiki jalan, menyediakan transportasi yang layak, memperbaiki fasilitas penerangan/listrik. meningkatkan pula potensi pariwisata di pulau Sumbawa, Bima dan Dompu.
i.        Memanfaatkan media online sebagai media promosi objek wisata di NTB (Facebook, Twitter, Instagram, Path, dll)
j.        Renovasi tempat wisata yang mulai sepi pengunjung, Memperkenalkan budaya-budaya masyarakat sekitar, Menyediakan guidance yang ramah dan professional.
k.      Optimalisasi potensi pariwisata daerah kurang berkembang
l.        Intensifkan promosi dan mencegah terjadinya perbuatan asusila.
m.    Meningkatkan kualitas Sumber Daya manusia di sekitar daerah pariwisata, memegang teguh rasa kebangsaan agar tidak tergerus kebudayaan lain dari negara luar.
n.      Mengadakan jaminan keamanan terhadap kendaraan yang diparkir pada area sekitar wisata.
o.      Penanganan khusus untuk keamaan terhadap serangan terorisme
p.      Mengurangi atau membatasi kegiatan-kegiatan wisatawan asing yang dapat merusak moral dan tidak sesuai dengan budaya timur.
q.      Menyediakan pelayanan bank (ATM) yang memadai serta pelayanan kesehatan yang berkualitas.
r.        Menyediakan informasi penawaran-penawaran khusus yang sedang ada dalam rangka berwisata di Indonesia, objek wisata setidaknya memberikan hadiah kepada wisatawan untuk menarik perhatian para pengunjung dengan melakukan sesuatu yang menarik
s.       Menjamin kehalalan kuliner di tempat wisata
t.        Campur tangan pemprov untuk mengelola dan membasmi paraktek kecurangan terutama dalam hal karcis dan biaya parkir
u.      Menjadikan suatu pulau atau gili yang bernuansa islami, supaya bisa menikmati keindahan tempat pariwisata tanpa adanya sesuatu yang bersifat pornografi.
v.      Membuat peraturan bagi pengungjung untuk menjaga moral di daerah wisata.
w.     Membudidayakan terumbu karang yang dapat menambah keindahan alam bawah laut terutama untuk snorkeling dan diving.
Diharapkan dari berbagai suara mahasiswa diatas mampu membuat para perumus kebijakan agar lebih menekankan perhatian pada poin-poin diatas sehingga harapan-harapan masyarakat tidak hanya sebatas fatamorgana. Terlebih saat ini di level nasional sudah mulai diwacanakan tentang pariwisata berbasis syari’ah yang merupakan komposisi terbesar dari aspirasi mahasiswa untuk perbaikan pengelolaan pariwisata khususnya di NTB. Akhirnya kami besar harapan kami para mahasiswa agar masukan-masukan sedikit tidak dapat dipertimbangkan dan dapat terealisasikan.

.





Read more ...
Rabu, 07 Mei 2014

5 Hal Luar Biasa Yang Dapat Dipelajari Dari Sebatang Pensil

Sahabatku yang baik hatinya, saya yakin kalian pasti sering atau setidaknya pernah memakai pensil. Ya pensil, sebuah benda yang sangat familiar dalam kehidupan kita, benda sederhana namun dampak penggunaannya bisa tidak sederhana. Namun tahukah Anda bahwa pensil punya nilai-nilai filosofi yang sangat luar biasa, apa saja kelima nilai tersebut ?



Suatu sore, nenek sedang menikmati indahnya matahari terbenam bersama salah satu cucunya, sebut saja nama cucu itu Jojo. Sambil memandang indahnya matahari terbenam dari balkon rumahnya sang nenek ngobrol santai dengan sang cucu.

Kebetulan saat itu sang cucu, Jojo sedang asyik mengerjakan soal matematika yang merupakan PR-nya. Jojo mengerjakan PR itu dengan memakai sebuah pensil, pensil itu berwarna biru, dan ada tulisan merek dari pensil tersebut di tengah-tengahnya. Sang nenek berkata:

“kamu sedang menulis apa, Jo?“. “Aku sedang mengerjakan PR Matematika, nek.”

“Ohh begitu ya, pensil kamu bagus, cu.” Ujar sang nenek yang keindahan wajahnya masih tampak sebab ia rutin menjaga kecantikan alaminya sejak muda, keindahan itu makin tampak setelah wajahnya berpendar ketika terkena sinar matahari terbenam. Indah sekali.

Lalu sang nenek melanjutkan pembicaraan, sebab Jojo sudah selesai mengerjakan PR-nya. “Cu, tahukah kamu bahwa pensil ini menyimpan 5 hal luar biasa lho untuk hidup kita.”.

Sang cucu, Jojo pun dengan antusias membalas pernyataan nenek. “Wah.. apa saja itu nek, bisa nenek ceritakan pada saya“.

“Tentu…” jawab sang nenek dengan penuh kasih sayang.

1. Pensil Itu Bisa Melakukan Hal Luar Biasa dengan Bimbingan Tangan yang Memakainya.

“Jo, kamu lihat kan bahwa sebuah pensil bisa menulis apa saja, tapi tentu saja ia butuh bimbingan dari tangan yang memakainya kan? Tanpa tangan itu, pensil tidak bisa apa-apa kan? Untuk itu selayaknya kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendak-Nya. Dan kamu tidak perlu takut menjalani hidup ini sebab, ada Tuhan yang selalu siap menolong dan membantu kamu menjadi orang yang lebih baik.”
“Setuju, cu?”

2. Pensil Itu Sering Diruncing dan Hasilnya Ia Jadi Tajam dan Semakin Oke

“Coba nenek tanya, enakan menulis pakai pensil runcing (tajam) atau yang yang tumpul?”
“Yang runcing dong, nek.”. Jawab Jojo dengan penuh kepolosan.
Nah maka dari itu si pensil harus sering diruncing agar ia makin runcing dan enak digunakan. Begitu juga dengan kehidupan kita ini, kita akan sering “diruncing” agar kualitas hidup kita bisa semakin baik lagi.
Diruncing itu terkadang bisa sakit, jadi jangan heran ya cu kalau nanti seiring waktu kamu akan menerima beberapa rasa sakit, entah itu ketika kamu gagal, ketika kamu putus cinta, ketika kamu melakukan salah, dan banyak lagi. Tapi yakinlah bahwa ada “tangan tadi”. Si tangan pasti tahu yang terbaik untuk kamu, tangan itu tidak akan membuatmu menderita sebab tujuan-Nya adalah menjadikan kamu lebih oke dan mantap tadi .

3. Kadang-Kadang Tulisan si Pensil Harus Dihapus

“Kadang-kadang ketika Jojo menulis, pasti pernah salah kan?” Tanya sang nenek. Nah Jojo harus menghapus tulisan itu, bukan? Begitu pula dengan pensil.
Nah kehidupan kita juga begitu, cu. Kita kadang-kadang pasti pernah salah, entah itu salah bicara, salah makan, salah tindakan dan banyak lagi. Jojo tidak perlu takut salah, sebab dari salah tersebut Jojo bisa banyak belajar agar jadi lebih baik.
Tapi ingat ya Jo, jangan salah di kesalahan yang sama. Belajar dari sana, cu.
Akan tetapi, cu. Karena baiknya “si tangan” yang memakai pensil tadi, kesalahan penulisan pensil itu bisa selalu dihapus. Dihapus di sini dalam artian dihilangkan untuk selanjutnya diperbaiki. Jadi kita di hidup ini selalu punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan. Jadi damailah dalam hidup ini kalau kita berbuat baik.

4. Lebih Penting Bagian Dalam Pensil

Cu, tahukah kamu bahwa bagian paling penting dari sebatang pensil itu adalah bagian inti (bagian dalamnya). Batangan pensil itu lebih penting dari kayu yang ada di luarnya. Tanpa batangan itu, sebuah pensil tidak bisa menulis.
Nah demikian pula dengan hidup kita ini, cu. Pesona dari dalam diri kita itu haruslah sebagus mungkin. Mungkin orang bisa bagus di luar (penampilannya), tapi barangkali keindahan jiwanya tak sebagus atau secantik penampilan luarnya.
Untuk itu, Jojo jangan mudah tertipu oleh pesona luar ya.

5. Tulisan si Pensil Selalu Menimbulkan Bekas

Pensil itu ya Jo, biarpun tulisannya sudah dihapus tetap aja ada bekas coretan di kertas. Jadi begitu juga hidup ini, Jo. Biarpun kamu sudah memperbaiki keslahan yang sudah terjadi, Jojo tetaplah harus belaku santun dan penuh hormat kepada siapa saja. Sebab perilaku dan tindakan-tindakan Jojo selalu membekas di hati setiap orang yang berjumpa dengan Jojo. Mudah-mudahan jika yang membekas adalah sesuatu yang positif, maka makin banyak orang yang suka, hormat dan menghargai Jojo.

“Nah Jojo, bagaimana? Kamu mengerti kan.” Tanya nenek dengan penuh kasih, suasana sore itu benar-benar indah. Terlihat beberapa meter dari tempat duduk sang nenek, ada kakek yang lagi mengambil foto matahari terbenam.

Nenek doakan Jojo bisa memahami dan menerapkan semua filosofi pensil tadi.
Nah Agan dan Sista yang baik hatinya, sudah mengerti kan? Semoga sajian ini bisa bermanfaat ya.


Semoga Anda sukses selalu.(kaskuser)
Read more ...
Sabtu, 11 Januari 2014

Jawaban Dari Langit

         “Lanjut ataukah cukup sampai disini?”


Pertanyaan yang belakangan ini membuat Boim kehilangan semangat, remaja periang kelas XII ipa satu itu tiba–tiba menjadi begitu pendiam. Raut wajah Boim juga tak biasanya tampak kusut seperti itu.Tingkah laku ketua ROHIS SMA 1 Lembar yang berubah drastis itu tentu saja menyita perhatian seantero kelasnya. Setelah diselidki, sulung dari empat bersaudara itu ternyatasedang dihadapkan dengan persoalan serius tentang karir pendidikannya yang sudah berjalan lebih dari separuh usianya. Boim yang dibesarkan dari keluarga yang elit (ekonomi sulit) itu juga dipusingkan dengan biaya sekolah kedua adiknya yang masih duduk di bangku SMP dan SMA. Sedangkan untuk kebutuhan sehari–hari saja keluarganya tidak jarang berhutang. Di sisi lain, Boim merupakan seorang remajasederhana yang meiliki mimpi yang besar, sedari kecil Boim sudah memupuk jiwa kewirausahaan dengan menjadi penjual es keliling dan menjual kurma di kelas khusus di bulan ramadhan.

Boim terkejut setelah membuka website Bidik Misibeberapa waktu lalu dimanaterpampangtulisan yang mengatakan “Maaf, pendaftaran Bidik Misi untuk jalur SNMPTN Undangan sudah ditutup.” Boim bak seorang yang kebakaran jenggot, jantungnya seakan berhenti berdetak sekian detik.Bagaimana tidak, dia mengira bahwa pendaftaran beasiswa tersebut dilaksanakan setelah resmi menjadi mahasiswa tetapi dugaan tersebut salah.Alhasil tak seorangpun dari sekolah dekat pelabuhan tersebutyang terdaftar sebagai mahasiswa penerima Bidik Misi tahun ini, sungguh ironis. Memang masih ada jalur masuk lainyang bisa menggandeng pedaftaran BidikMisi, namun Boim rasanya sudah tidak tegas melihat kedua orangtuanya mengerutkan kening karena bingung harus mendapatkan uang darimana lagi. Entah siapa yang harus disalahkan, pihak sekolah atau Boim sendiri yang kurang aktif mencari informasi. Sempat terbesit hasrat untuk tidak kuliah, namun kenyataan yang ada Boim adalah anak pertama yang memiliki tanggung jawab 3 orang adik perempuan.

“Tenanglah Nak, Tuhan tidak akan pernah menelantarkan hambaNya yang mau bersungguh-sungguh. Pasti ada jalan, insyaAllah!.” Ibu meyakinkan sembari membelai lembut pundak Boim. Nasehat yang terucap dari orang yang paling Boim sayang itu ibarat tetesan air yang membasahi tanah yang kering nan tandus, sungguh menyejukkan.

Beberapa bulan setelah Boim menyadari kesempatan menjadi mahasiswa BidikMisi sudah hangus, tibalah saat pengumuman hasil seleksi SNMPTN Undangan.Sungguh ini adalah kali kedua Boim merasakan ketegangan yang cetar membahana setelah pengumuman kelulusan UN beberapa waktu lalu. Boim ditemani Pak rudi yang tidak lain adalah wali kelasnya duduk di depan komputer sekolah untuk mengakses pengumuman via online. Setelah menunggu layar komputer menampilkanwebpage yang dituju, kalimat yang Boim tunggu-tunggu akhirnya muncul.


                                                                  IBRAHIM HARIRI


                              LULUS DI JURUSAN AGRIBISNIS FAPERTA UNRAM



“Paaak, Boim luluuuuussss!” bergetar bibir Boim mengatakannya.


“This is the sentence that I’ve been waiting for so long, Sir!” Boim histeris begitu kalimat yang menyatakan dirinya lulus muncul di layar komputer.


“Alhamdulillaaah..” serentak kami mengucap syukur kepadaNya.


Meski Agribisnis bukan pilihan utamanya, hal itu tak mengapa bagi Boim karena salah satu impiannya adalah menjadi seorang pengusaha besar yang mampu melebarkan sayap hingga ke belahan bumi yang lain.


                                                                                  ***


Waktu begitu cepat berlalu, Auditorium M Yusuf Abu Bakar menjadi tempat pertama yang Boim sapadi kampus. Di tempat ituia bertemu dengan ratusan mahasiswa baru yang juga lulus seleksi. Setelah menyelesaikan proses daftar ulang, Boim memberanikan diri berkenalan dengan beberapa mahasiswa baruyang sefakultas sebagai langkah awal memperlancar kuliah. Dan ternyata tidak sedikit dari kenalan baru Boim yang jauh lebih mampu secara ekonomi dari Boim namun mendapat beasiswa Bidik Misi.Boim hanya mampu tersenyum agar terlihat tetap tenang sambil sesekali menghela nafas panjang, gejolak batin yang sungguh membuat Boim ingin berteriak saat itu juga.


Seleksi terakhir untuk dapat masuk UNRAM adalah jalur Mandiri. Saat itu masih bulan ramadhan, Boim menemani Kadri ke Auditorium untuk mengambil formulir pendaftaran.Kadri yang bertubuh mungil kewalahan menerobos kerumunan pendaftar, tak tega melihat sahabatnya dalam situasi seperti itu Boim dengan cekatan langsung masuk ke barisan pengantri. Boim yakin pada sebuah hadits yang mengatakan “Allah Swt. akan menolong hambaNya selagi ia menolong saudaranya”(Al Hadits). Dan benar, belum lama ia mengantri pandangan matanya tak sengaja berpapasan dengan secarik kertas yang tertempel pada tembok tidak jauh dari Boim berdiri. Iaterus menatap kertas pengumuman itu dengan penuh keheranan. Seakan tak percaya apa yang sedang dilihatnya, Boim bertanya kepada pendaftar yang berada di depannya.


“Mas, itu pendaftaran Bidik Misi kok masih ditempel?” Tanya Boim heran.


“Iya Mas, ada penambahan kuota untuk penerima Bidik Misi tahun ini” jawab pria berkacamata itu meyakinkan.


“Serius Mas?Sejak kapan ada penambahan kuota?” Tanya Boim penuh kegirangan.


“Iya Mas, saya kurang tahu sejak kapan!” jawab pria itu sambil memperbaiki posisi kacamatanya.


Tak ingin kehilangan tongkat untuk kedua kalinya, segera setelah mendapatkan formulir ialangsung mencatat semua persyaratan yang diminta. Pagiitu Boimbertekad mengumpulkan semua persyaratan yang diperlukan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya


Keesokan harinya semua berkas yang Boim kumpulkan telah berada di tangan Pak Haris selaku panitia pendaftaran Bidik Misi saat itu.Boim menyempatkan diri bertanya perihal penambahan kuota tersebut.


“Itu karena Pak Menteri Pendidikan yang meminta langsung.” Jawab Pak Haris singkat.


Senyum Boim mengembang, ternyata kesempatan kedua itu muncul karena kunjungan Pak Menteri Pendidikan ke rumah salah seorang penerima Bidik Misi di kampungnya Boim.Melihat kondisi mahasiswa tersebut, Pak Menteri merasa terketuk hatinya untuk memberikan tambahan kesempatan bagi mahasiswa UNRAM yang kurang mampu secara ekonomi namun mampu secara akademik.Boim tak henti-hentinya mengucap Hamdalah ketika dalam perjalanan pulang hari itu. Ini semua tentu tidak lepas dari peran vital sang ibu yang senantiasa bermunajat di tengah keheningan malam. “Terimakasih Ya Allah, terimakasih Ibu.” Ucap Boim lirih di atas kendaraan.


                                                                               ***


Setelah proses perkuliahan sudah aktif, Boim menemuibegitu banyak hambatan terutama masalah finansial. Dompetnya yang lusuh hanya dihuni oleh kartu identitas dan beberapa helai lembar pecahan ribuan yang hanya cukup untuk membeli bensin dua liter.Hal itu tak lantas membuat Boim patah semangat, “syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik.Jangan menyerah!”lirik lagu yang kerap Boim nyanyikan untuk memotivasi diri.Boim menemukan teman yang tampak senasib dengannya dalam hal keuangan, Khaekal namanya.Mumpung pendaftaran BidikMisi belum ditutup, Boim mengajak pemuda asli Mataram itu untuk mendaftar.Kesempatan itu tak disia-siakan Khaekal yang juga ingin mengurangi beban ekonomi keluarganya.


Sejak mendapat kesempatan menjadi mahasiswa Bidik Misi, Boim menjadi semakin taat beribadah.Ia kerap terlihat menyempatkan diri dengan dua rakaat sholat dhuha ditengahpadatnya jadwal kuliah. Boim juga sudah bernazar untuk menyedahkan sejumlah rezeki yang ia dapat jika nantinya dia resmi lulus seleksi menjadi mahasiswa Bidik Misi. Dan hampir setiap malam untaian doa demi doa terucap dari lisan Boim agar ia diberi kemudahan, kelapangan dan keberkahan rezeki.


Saat yang ditunggu-tunggu tiba, terdengar kabarbahwa pengumumanBidik Misi 2012 sudah diterbitkan, Boim sangat antusias mendengarnya.Ia bergegas menuju kerumunan di depan mading kampus untuk segera memastikan kebenaran kabar tersebut. Dan benar, pengumumannya sudah ditempel disitu. Mata dan jemarinya dengan perlahan memindai nama-nama yang tercantum, nama“Ibrahim Hariri” dengan Nomor Induk C1G012116 tak jua ia temukan.


” Ya Rabbi, apakah ini artinya saya tidak lulus seleksi?” ungakapnya lirih dengan wajah memelas sedih.Ia coba kembali mencari namanya di antara ratusan nama yang terpampang di situ, ia temukan nama Khaekal teman sekelas yang ia ajak mendaftar. Boim menghela nafas panjang, hatinya miris.


“Gimana im? Kamu lulus juga kan?” tanya Khaekal yang juga berada di sana.


“Nggak Kal, mungkin memang bukan rezeki saya. Selamat ya kamu ternyata lulus.” jawab Boim dengan senyum yang sedikit terpaksa.Khaekal jelas tidak enak hati dengan situasi yang mereka hadapi saat itu.


Setelah mengucap selamat kepada teman-teman yang lulus seleksi dengan senyum yang dimanipulasi, Boim meninggalkan kerumunan dan bergegas pulang.Adalah suatu kenyataan yang sangat pahit untuk diterima, namun itulah kehendak Tuhan. Boim tak ingin menceritakan apa yang baru saja dialaminya pada siapapun termasuk ibu. Dan pada malam harinya Boim terjaga, ia bersimpuh di atas hamparan sajadah panjang.


“Ya Allah, jika ini memang kehendakMu maka jadikanlah hamba ikhlas dan ridho menerimanya.Jangan Engkau biarkan rasa iri dengki terpatri di dalam hati hambaMu yang lemah ini, sesungguhnya Engkau maha mendengar segala isi hati” rintih Boim sembari menengadahkan kedua telapak tangan.Ia masih memegang teguh keyakinan akan firmanNya yang mengatakan “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”.


Dua hari berlalu, kegalauan masih menyelimuti perasaan Boim.Ketika Boim hendak menuju musola kampus untuk menyempatkan sholat dhuha, Indri teman sekelas Boim yang juga pelamar Bidik Misi menghampirinya dengan membawa beberapa lembar kertas. Sambil tersenyum Indri menyodorkan lembaran kertas tersebut,


“Im, coba kamu lihat ini deh!” sapa Indri sambil menujuk ke arah lembaran itu.


“Apa ini dri?”tanya Boim dengan frekuensi suara yang masih terdengar lemah.


“Udah deh, cari saja namamu di situ. Kalau ada berarti kamu juga lulus seleksi Bidik Misi” lanjut Indri menerangkan. Boim sontak kaget mendengar pernyataan Indri, dengan cekatan jemarinya membolak-balikkan lembaran itu. Belum lama mencari, senyum di wajah Boim perlahan mengembang, ternyata yang dipegangnya adalah pengumuman lengkap hasil seleksi Bidik Misi dan namanya ada di situ. Dan pengumuman yang ditempel di mading dulu hanya baru sebagian karena banyaknya pengumuman penting lain yang harus ditempel saat itu. Saking bahagianya Boim hampir memeluk Indri, kedua matanya nampak berkaca sambil memandang ke arah langit. Boim bergegas ke musola, untaian tasbih tak henti-hentinya ia ucap dalam sujud syukurnya saat itu. Ia merasa ini adalah jawaban atas apa yang selama ini ia perjuangkan.



            “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”( QS. 55 : 13)






                                                                                   ***



                                                                                                     Gerung, 22 April 2013

Read more ...